Mengungkap Alasan Nenek Moyang Memilih Tempat Sulit untuk Seni Gua
Gambar-gambar prasejarah sering ditemukan di tempat-tempat yang menantang, seperti tebing tinggi dan langit-langit gua. Kenapa nenek moyang manusia memilih lokasi yang sulit diakses untuk seni cadas mereka?
Menurut penjelasan dari Grotte Chauvet, Prancis, keputusan untuk menggambar di lokasi yang sulit dijangkau bukanlah masalah kemudahan akses. Sebaliknya, para seniman prasejarah memilih lokasi berdasarkan bentuk dan relief alami dari dinding gua yang mereka anggap cocok. Misalnya, di Gua Chauvet, gambar rusa, bison, dan badak berbulu ditemukan pada dinding yang sulit dijangkau. Hal ini menunjukkan bahwa para pelukis memanfaatkan kontur dinding untuk menambah efek visual dari karya mereka.
Eksplorasi gua oleh tim ekspedisi mengungkapkan bagaimana lokasi-lokasi ini dipilih dengan cermat. Para peneliti menemukan rute sulit yang memerlukan pemanjatan untuk mencapai gambar-gambar berusia 52.000 tahun, termasuk stensil tangan dan gambar hewan seperti babi dan anoa.
Seni gua ini diperkirakan berkembang selama sekitar 30.000 tahun, dengan gambar gua tertua di Indonesia berusia 51.200 tahun, sementara gambar tertua di Eropa berada di El Castillo, Spanyol, dengan usia sekitar 41.000 tahun. Namun, setelah Zaman Es terakhir berakhir, praktik menggambar di gua perlahan-lahan menghilang. Manusia prasejarah mulai menetap di luar gua, mengembangkan pertanian, dan membangun rumah permanen. Akibatnya, seni dan artefak berikutnya banyak ditemukan di reruntuhan pemukiman dan tempat ibadah.
Dengan demikian, pilihan lokasi seni gua yang sulit diakses adalah bagian dari usaha para pelukis prasejarah untuk memanfaatkan setiap aspek lingkungan mereka, menciptakan karya seni yang tidak hanya memikat tetapi juga sangat terintegrasi dengan alam sekitarnya.
REFERENSI :
PATREON
WORLDPRESS
0 Komentar